Udah Muak Rasanya, Maaf Semuanya, Boma House Harus Tutup!

Ya kalian ga salah baca usaha hunian kamar nganggur ini terpaksa saya tutup, sekali lagi saya tutup BUAT MEREKA PARA TAMU YANG GA TAAT SAMA PERATURAN! 

Saya udah rintis usaha ini sejak 2013 dan saya berlakukan Strick Rules “no prostitution, no alcohol, and no smoke inside the room” cuma belakangan ini ada beberapa tamu yang emang sengaja bawa kaleng bir ama ngerokok ngebal-ngebul di dalam kamar. Saya bukan antipati sama 2 jenis benda tadi cuma mungkin bisa jadi salah saya karena hunian yang saya sewakan berada di dalam lingkungan Muhammadiyah yang kental dan juga pintu masjid yang cuma berjarak 50m dari dinding belakang rumah tempat saya tinggal. Saya besar di dalam sebuah keluarga Islam yang taat tapi saya ingin selalu belajar keterbukaan dan toleransi kepada semua orang karena itu saya paksakan untuk kuliah di sebuah universitas beryayasan Katholik di Jogja. Di kampus ini toleransi sangat dijunjung tinggi bahkan kita tetap menganggap saudara bagi siapapun anda. Kami tidak peduli agama apapun yang anda anut (sekalipun anda atheis atau tak percaya Tuhan), hingga kebiasaan nge-bir sama ngerokok di setiap sudut kampus. Cuma dari keterbukaan itu justru kampus yang bernama Atma Jaya ini mengajarkan kita untuk toleransi sesama orang yang berbeda paham misal, kita tahu bahwa kita ngerokok kaya kereta tapi tidak di lingkungan dimana ada anak kecil tinggal, kita tau sebagian dari kita tidak beragama tapi kita tetap ajak siapapun untuk menikmati sate kambing hasil dari kurban Idul Adha, kita tahu kalo teman kristiani merayakan natal maka kitapun mengucapkan selamat natal pada saat hari tersebut tiba, dan masih banyak hal lain yang kami lakukan agar toleransi tetap terjaga agar Indonesia tetap utuh.

no prostitution, no alcohol, and no smoke inside the room

Kembali ke topik kamar sewaan, hal paling nyebelin adalah ketika kita sudah tulis peraturan di profil tapi tidak dibaca, sudah diberi anjuran tapi tidak mereka terapkan. Sejak usaha ini saya rintis saya makin paham bahwa para teman saya yang kerja di kapal pesiar maupun di hotel berbintang dimanapun mereka berada dimana mereka selalu tampil sempurna, keren, dan wangi, ternyata di balik itu semua mereka memendam perasaan sedih karena banyak para tamu nakal yang tidak taat aturan hotel, juga pekerjaan yang kita lihat sebagai pekerjaan keren itu nyatanya faktanya hanya sebagai “babu” atau pembantu karema mereka harus tetap tersenyum sekalipun para tamu ngomel-ngonel kasar di depan muka mereka….sekali lagi salut buat para teman di luar sana yang bekerja di dalam niche hospitality seperti ini.

baca juga — 20 tahun usaha kost-kostan, akhirnya saya tutup juga!

Saya harap tulisan ini bisa menginspirasi kita semua baik kalian yang berstatus sebagai pemilik hunian maupun kalian yang berstatus sebagai tamu, keep rock dan tetap wujudkan mimpi kita semua. Bagi anda yang tertarik jadi host airbnb silahkan daftar di sini

Airbnb membantu saya untuk mendapatkan penghasilan dan menambah pertemanan saya dengan ratusan tamu dari seluruh penjuru dunia!

Terima kasih sudah membaca cerita pengalaman saya selama jadi host airbnb,

Jika ingin mendapatkan insipirasi tentang bagaimana rasanya menjadi seorang host, maka anda bisa membaca eBook Airbnb Be A Host yang berisi pengalaman suka duka saya selama 5 tahun pertama menjadi seorang host dan melayani ratusan tamu dari seluruh penjuru dunia.

Bima

Professional wedding photographer and blogger since 2010 who put a concern to write a story about photography, traveling, culinary, and hospitality services

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *