Makgeolli, Minuman Keras Warisan Budaya Korea

Jika anda gemar mencicipi minuman keras dan berakohol dari berbagai negara, maka jangan lewatkan untuk mencicipi Makgeolli. Minuman ini dibuat dari fermentasi campuran gandum dan beras yang menjadikan minuman ini berwarna putih seperti susu dan terasa manis. Kandungan alkohol di dalam minuman ini cukup rendah, sekitar 6-8%. Makgeolli biasa diminum sambil menikmati bindaetteok, pancake khas Korea. Makgeolli mulai dikenal  dari kebiasaan petani untuk merayakan masa panen dengan mengonsumsi minuman berakohol yang dibuat dari beras.

makgeolli

Sejarah mencatat bahwa makgeolli sudah ada dan diproduksi di Korea sejak masa dinasti Shilla.  Sayang, kepopuleran makgeolli menurun ketika pemerintah mengeluarkan kebijakan pembagian padi dan adanya penggunaan bahan kimia dalam proses pembuatan makgeolli yang menaikkan kadar alkohol hingga bisa membuat mabuk. Akibatnya, para penggemar makgeolli berpindah mengonsumsi bir dan anggur manca negara. Untuk menaikkan kembali popularitas makgeolli, pemerintah bekerja sama dengan pabrik pembuatan makgeolli untuk memperbaiki reputasi demi menjaga eksistensi minuman khas Korea ini.

Makgeolli merupakan minuman yang berasal dari resep warisan leluhur, maka sangat dihargai pembuatan dan penjualannya di Korea. Minuman ini tidak dimasukkan ke dalam botol plastik, tetapi botol kaca atau kendi yang artistik. Dalam sejarah Korea, makgeolli disajikan dalam sebuah mangkuk kayu. Saat ini, penjualan makgeolli sudah mencapai manca negara. Di Jepang, mereka mengimpor makgeolli yang kemudian diberi nama makkori. Para pengusaha yang memproduksi makgeolli mulai menambahkan varian rasa baru, seperti rasa buah dan ginseng untuk meningkatkan penjualan.

Salah satu produsen makgeolli yang terkenal di Korea adalah tempat pembuatan bir Baseangmyun. Berbasis di daerah selatan kota Seoul yang terkenal dengan beras bermerk Daepo, perusahaan ini membuka lima pabrik kecil untuk mendorong produktivitas makgeolli. Pengunjung dapat mengelilingi dan melihat langsung proses pembuatan makgeolli yang dibuat setiap pagi. Di akhir kunjungan, pengunjung dapat mengambil satu botol makgeolli sebagai buah tangan.

Rasa manis makgeolli tergantung pada jenis beras yang dipakai dan tempat diproduksinya minuman ini. Perusahaan Baseangmyun tidak menggunakan pemanis tambahan daam proses produksinya, sehingga rasa manis yang khas itu tetap muncul. Selain memiliki efek merilekskan perasaan, makgeolli yang dibuat dengan cara tradisinal mengandung mineral dan vitamin yang dibutuhkan tubuh, seperti zat besi, vitamin B1 dan vitamin C. Minuman ini juga dipercaya dapat memperlambat proses penuaan kulit, menurunkan kolesterol bahkan mencegah kanker.

info liburan ke korea

Baesangmyun sendiri terus mengupayakan agar tradisi meminum makgeolli tetap bertahan dan dikenal banyak masyarakat. Salah satu contohnya adalah membangun restoran yang khusus menyajikan minuman dan makanan tradisional Korea serta sebuah galeri seni di Gyeonggi. Galeri seni ini juga termasuk sebuah museum di mana pengunjung dapat melihat alat-alat yang digunakan untuk memproduksi makgeolli di industri rumahan, buku-buku tentang minuman tradisional Korea dan peta yang menunjukkan daerah asal dari makgeolli sendiri. bahkan, mereka bekerjaa sama dengan akademi Susubori menawarkan kelas pembuatan makgeolli.

Untuk menuju kompleks perusahaan pembuatan makgeolli ini, anda dapat menaiki Seoul Subway line 3 menuju Yangjae Station dan keluar di pintu nomor 6. Tempat ini dibuka untuk umum setiap hari dari pukul 10.00-20.00 dengan biaya masuk sebesar 3.000 KRW.

Salah satu bar yang menyediakan makgeolli dan cukup terkenal di kalangan anak muda Korea danalah Chinchin, yang terletak di kawasan Hongik University. Bar ini menawarkan 20 jenis makgeolli dari berbagai daerah di Korea. Salah satu sajian makgeolli yang cukup terkenal dari bar ini adalah Saeng Makgeolli, yang dianggap sebagai varian paling menyehatkan karena mengandung bakteri asam laktat tertinggi. Untuk menuju ke bar ini, anda dapat menggunakan Seoul Subway line 2 menuju Stasiun Hongik dan keluar di pintu 5.

Bima

Professional wedding photographer and blogger since 2010 who put a concern to write a story about photography, traveling, culinary, and hospitality services

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *