Gwangjang Market, Surga Jajanan Korea
Jika anda tertarik untuk menikmati makanan-makanan khas Korea, tidak ada salahnya untuk mengunjungi Gwangjang Market.
Pasar ini sudah berusia ratusan tahun. Keberadaan pasar ini sering diidentikkan dengan perjanjian Eulsa antara Korea dan Jepang di tahun 1904 yang ditandatangani oleh Raja Gojong. Karena Jepang mendominasi pengelolaan Namdaemun Market, investor Korea mendirikan pasar ini. Nama Gwangjang berasal dari lokasi pasar yang terletak di antara dua jembatan, di sungai Cheonggyecheon.
Pasar ini menjadi pasar permanen pertama di Korea. Saat itu, pasar hanya akan dibuka dengan interval waktu dua sampai tujuh hari sekali. Awalnya mereka hanya menjajakan produk pertanian dan perikanan namun terus berkembang menjadi pasar yang besar dan lengkap. Pasar ini menawarkan berbagai macam barang kebutuhan masyarakat, dari pakaian hingga perabotan rumah tangga, tetapi aneka makanan yang lebih dicari. Puluhan kios makanan memasak makanan mereka di tempat dan pengunjung dapat mencium aroma dari makanan yang lezat.
Gwangjang Market merupakan salah satu pasar terbesar dan tertua di Seoul. Pengunjung memadati pasar terbuka ini karena pelayanan pedagangnya yang ramah dan memugkinkan mereka untuk bercengkrama dengan orang asing sembari menikmati snack khas Korea. Tempat ini menjadi salah satu destinasi wisata favorit bagi turis manca negara karena keunikannya, menyajikan makanan yang fresh, seperti seafood yang bisa langsung dimakan di tempat.
Makanan yang cukup banyak dicari adalah bindaetteok, pancake ala Korea yang digoreng dan mayak gimbab, Bindaetteok di tempat ini menjadi favorit karena crunchy dan kaya akan rasa campuran kacang hijau, kimchi dan taoge yang lezat. Minuman pendamping makanan ini adalah makgeolli, minuman keras Korea yang dibuat dari arak beras.
Salah satu hal menyenangkan adalah melihat para penjual memasak bindaettok seolah koki profesional. Mereka mencampur kacang hijau dan bahan lain dalam sebuah mangkok dari tanah liat sampai dituang dalam wajan yang panas. Bindaetteok dijual seharga 4.000 KRW. Ada dua restoran bindaetteok yang terkenal, Soonheenae Bindaetteok dan Bakganae Bindaetteok. Bindaetteok sering diartikan sebagai pancake untuk orang miskin karena harganya yang cukup murah.
Lain lagi dengan Mayak Gimbap yang merupakan salah satu jenis sushi khas Korea yang terdiri dari rumput laut, nasi dan wortel yang dilumuri minyak wijen. Seiring berjalannya waktu, makin banyak kios yang menjajakan Mayak Gimbap, tetapi Wonjo merupakan kios pertama yang dianggap menjajakan Mayak Gimbap asli. Harga di Wonjo memang lebih mahal 500 KRW, sementara di tempat-tempat lain Mayak Gimbap dijual hanya 2.000 KRW.
Satu lagi camilan yang direkomendasikan dari tempat ini adalah Kimchi Mandu. Kimchi Mandu yang ditawarkan kios Mandu berupa pangsit kimchi pedas. Makanan ini berwarna merah yang seolah menyiratkan kepedasan. Kimchi Mandu dibuat di tempat dan dikukus setelh mendapatkan pesanan, sehingga masih kenyal dan hangat ketika disajikan. Kimchi Mandu dijual dengan harga 5.000 KRW per piring.
Penjual makanan di tempat ini cenderung mengikuti resep yang dibuat toko sebelumnya, jadi hampir semua makana yang dijual di tempat ini rasanya sejenis. Hal ini juga yang membuat persaingan terjadi, dengan harga yang bisa dijual lebih murah, pengunjung kadang tidak mementingkan rasa. Uniknya lagi, banyak pedagang di tempat ini mengklaim dirinya sebagai penjaja makanan dengan resep yang asli. Jika anda mengunjungi pasar ini, jangan lupa untuk menyiapkai uang tunai karena kebanyakan pedagang tidak menerima pembayaran menggunakan kartu kredit.
Untuk menuju ke pasar ini, anda dapat naik Seoul Subway line 1 menuju Jongno 5-ga dan keluar melalui pintu no. 7 atau 8. Pasar ini buka sepanjang hari, untuk kios makanan akan buka pada pukul 8.30 – 23.00 , sedangkan untuk kios pakaian akan buka pukul 21.00 hingga 10.00 pagi keesokan harinya.