Menjelajahi Kyoto hingga ke Kuil Kiyomizu-dera

Kiyozumi-dera adalah salah satu dari beberapa kuil yang sangat terkenal di Kyoto. Kuil yang bernama resmi Otowa-san Kiyomizu-dera ini merupakan kuil Budhha kuno yang sudah 10 kali mengalami kerusakan atau kebakaran akibat perang dan bencana alam yang terjadi di Jepang. Sebagai kuil tertua di Kyoto, kuil ini menjadi penting karena merupakan bagian dari potongan sejarah Jepang, terutama bagi kota Kyoto. Berangkat dari sinilah Kiyomizu-dera dimasukkan ke dalam daftar dari salah satu Warisan Budaya Dunia yang dilindungi oleh UNESCO PBB. Sejarah kuil ini, awalnya hanya sebuah kuil kecil yang di temukan pada masa periode Heian di tahun 798, yang kemudian di bangun menjadi sebuah kuil yang besar di tahun 1633 dibawah perintah Jendral Lemitsu (jendral ke-3 dalam sejarah Tokugawa Dinasty). Tidak ada paku yang digunakan dalam pembuatan struktur bangunan kuil yang lokasinya di lereng gunung ini. Dan nama kuil ini terinspirasi dari air terjun yang mengalir dari bukit yang terdapat di area kuil, yaitu dari kata ‘kiyomizu’ yang berarti ‘air jernih’ atau ‘air murni’. Kiyomizudera dapat dicapai dari Kyoto Station di sekitar 15 menit dengan bus. Bus yang harus Anda naiki adalah bus nomor 100 atau 206 dan turun di Kiyomizu-michi atau Gojo-zaka. Setelah berada di halte pemberhentian Gojo-zaka, Anda tinggal berjalan kaki sekitar 15 menit untuk sampai ke kuil. Kuil ini buka dari jam 06:00 – 18:00 waktu setempat. Tiket masuk kuil seharga 300 yen (sekitar 30.800 Rupiah Indonesia) untuk orang dewasa, dan 200 yen (sekitar 20.800 Rupiah Indonesia) untuk pelajar.

Tempat favorit para wisatawan jika berkunjung ke kuil ini adalah Aula Utama (Main Hall) yang disebut dengan Hondo. Aula ini memiliki beranda (teras) yang luas dan ditopang oleh 139 tiang kayu dengan tinggi masing-masing tiang adalah 13 meter. Dari beranda Aula Utama kuil ini, Anda bisa menikmati pemandangan alam yang indah, begitu juga dengan pemandangan kota Kyoto dari ketinggian.

Aula Utama ini pada zaman dulu terkenal dengan acara ‘melompat dari beranda Kiyomizu-dera’, dimana orang-orang  Jepang percaya bahwa jika mereka terjun dari beranda Aula Utama (Hondo) kuil ini, maka apa yang mereka inginkan akan terkabul. Dicatat oleh sejarah, terdapat 234 orang yang sudah melompat dari beranda ini, dan hanya 85% dari mereka yang selamat. Kegiatan ini kemudian dilarang dan diberhentikan.

Setelah puas menikmati pemandangan dari berandanya, Anda bisa ke bagian belakang Aula Utama untuk melihat sebuah bangunan kuil kecil yang disebut ‘Jishu-jinja’. Di depan kuil ini terdapat dua batu yang mempunyai nama ‘batu buta’ dan ‘batu peramal cinta’.

Konon katanya, jika kita menutup mata dan berjalan ke arah ‘batu buta’ yang berjarak beberapa meter, maka keinginan kita akan tercapai bila ‘batu buta’ berhasil kita sentuh. Begitu juga dengan ‘batu peramal cinta’, jika kita berhasil menyentuh batu ini dengan mata tertutup setelah berjalan beberapa meter, maka hubungan kita dengan pasangan yang sekarang sudah berjodoh, tetapi jika kita berjalan melenceng dari arah batu, dan tidak bisa menyentuh batu, maka dalam hati kita, kita masih memikirkan orang lain, dan pasangan kita yang sekarang bukan jodoh kita.

Berada di bawah Aula Utama kuil ini, Anda akan menemukan air terjun Otowa-no-taki yang populer karena  memiliki 3 aliran air yang masing-masing aliran air dipercaya merupakan perwakilan dari kebijaksanaan, kesehatan, dan umur panjang. Anda bisa meminum satu dari tiga air yang ada di Otowa-no-taki ini, dan tidak boleh meminum ketiganya sekaligus karena itu dianggap rakus, dan bisa mendatangkan kesialan.

Satu hal yang bisa dibilang menjengkelkan jika Anda ke Kiyomizu-dera pada musim liburan adalah, Anda akan mendapatkan kesulitan untuk mengambil gambar (foto) yang bagus karena saking ramainya orang yang datang kesini. Bahkan jika Anda yang ingin mencoba merasakan kesegaran salah satu dari tiga air Otawa-no-taki ,Anda harus rela mengantri sekitar satu atau bahkan dua jam.

Bima

Professional wedding photographer and blogger since 2010 who put a concern to write a story about photography, traveling, culinary, and hospitality services

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *