Meiji Jingu, Kuil ini Saksi Bisu Perang Dunia II

Kuil Meiji Jingu adalah kuil Shinto yang terbesar dan yang paling penting di Jepang. hal ini bisa dilihat dengan hasil statistik pemerintah daerah yang menyatakan bahwa pada hari-hari pertama di tahun baru, ada lebih dari tiga juta pengunjung yang datang ke kuil ini untuk melakukan ‘doa pertama di tahun baru’ (hatsumode) disbanding dengan kuil-kuil yang lain, dan terdapat juga acara-acara upara lainnya seperti pernikahan yang diadakan di kuil ini, begitu juga dengan festival-festival. Meiji Jingu dibangun oleh masyarakat Jepang sebagai tanda dedikasi kepada Kaisar Meiji dan istrinya Permaisuri Shoken. Kaisar Meiji adalah salah satu pemimpin Jepang yang sangat terkenal dan di hormati, salah satu gebrakan terkenalnya selama menjabat sebagai kaisar adalah memindahkan ibukota Jepang dari Kyoto ke Edo (Tokyo). Meiji Jingu dikerjakan selama bertahun-tahun dan selesai pada tahun 1921. Namun sayangnya, Meiji Jingu hancur di bom selama perang di tahun 1945 dan direkonstruksi kembali di tahun 1958.

Kompleks bangunan utama kuil ini berada di sebelah stasiun Harajuku. Sehingga, setelah keluar dari stasiun Harajuku, Anda akan melihat sebuah jembatan batu di sebelah kanan (Jembatan Jingu), jembatan ini merupakan salah satu tempat hang out anak-anak muda Jepang. Belok kanan ke jembatan ini dan jalan lurus sampai Anda melihat sebuah torii raksasa yang merupakan tanda Anda telah sampai di gerbang masuk menuju Meiji Jingu.

Setelah memasuki torii raksasa, pemandangan dan suara bisik dari kota yang sibuk digantikan oleh hutan yang tenang. Hutan ini dinamakan hutan Yoyogi. Hutan Yoyogi adalah hutan yang awalnya terdapat lebih dari  100.000 pohon yang disumbangkan oleh orang-orang yang berada di Jepang selama proses pembuatan kuil Meiji di zaman dulu.

Di sekitar area kuil ini, Anda bisa menemukan beberapa tempat wisata lainnya, seperti :

  1. Treasure Musuem (harga masuk 500 yen, sekitar 52.000 Rupiah Indonesia), disini Anda bisa melihat berbagai barang-barang pribadi peninggalan Kaisar Meiji dan Permaisuri Shoken, seperti kereta kuda yang biasa dipakai oleh kaisar dan permaisuri di zaman dulu.
  2. Iris Garden, taman bunga terbesar di Tokyo. Mekar antara bulan Mei-Agustus.
  3. The KKakuuntei Teahouse and Garden, walaupun sebuah replika (karena yang asli habis terbakar akibat pemboman pada perang 1945) tetap saja rumah teh ini bisa memberikan kesan Jepang kuno (harga masuk 500 yen, sekitar 52.000 Rupiah Indonesia).

Berada di lokasi ini, Anda akan melihat papan kayu yang memagari pohon manis penuh dengan gantungan-gantungan balok kecil dengan tulisan Jepang. Ini adalah dimana masyarakat Jepang menulis rasa bersyukur atau keinginan mereka kepada dewa pada sebuah balok kecil (Jepang : Emma)yang dijual di konter sekitar area ini, dan kemudian balok diletakkan di Emma. Ada juga dengan menulis di kertas dan memasukkan ke dalam amplop yang kemudian di gantung di atas pohon kayu manis.

Anda juga bisa memasuki kuil Meiji, tetapi tidak diperbolehkan mengambil gambar selama di dalam kuil. Aturan ini tidak diberlakukan secara langsung, tetapi sudah diberlakukan sangat lama dengan saling memahami antara pengurus dan pengunjung. Di kawasan ini juga tidak diperbolehkan merokok sembarangan dan tidak boleh membawa hewan peliharaan. Dengan keindahan yang ditawarkan, memang bisa membuat Anda lupa kalau kuil ini adalah tempat yang suci.

Bima

Professional wedding photographer and blogger since 2010 who put a concern to write a story about photography, traveling, culinary, and hospitality services

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *