Para Tamu Bule Kampungan itu Justru Lebih Menghargai Saya

Pernahkah anda merasa bahwa ada hal yang lebih berarti dari setumpuk uang? anda boleh menyebut apapun istilahnya tapi bagi saya hal itu bernama “Penghargaan”. Dari tulisan pertama saya tentang pengalaman 2 tahun menjadi host airbnb, saya tulis beberapa alasan kenapa pada akhirnya saya lebih memilih untuk melayani tamu bule daripada tamu orang Indonesia. Selain saya mempergunakan sebuah marketplace bernama airbnb yang jaringannya memang kuat di beberapa negara Eropa, Amerika, dan Australia sehingga mau tidak mau mayoritas tamunya adalah orang-orang dengan rambut blonde. 

Perlu saya jelaskan bahwa tidak ada yang salah dengan tamu Indonesia yang pernah menginap di home stay kecil saya, mereka ramah, murah senyum, dan bisa ngobrol asik dengan saya. Tapi lewat tulisan ini saya mau cerita kepada anda kenapa ujung-ujungnya saya lebih menyukai tamu bule daripada tamu orang Indonesia. Seperti judul di atas bahwa tamu bule kampungan itu justru lebih menghargai hasil kerja saya dan istri.

>> baca juga Pengalaman 2 tahun pertama jadi host airbnb

Saya berprofesi sebagai seorang fotografer sedangkan istri saya adalah seorang pedagang baju bayi online lalu ditambah kami memiliki 2 anak kecil yang sedang dalam masa tumbuh, dan dengan kesibukan yang kami miliki tersebut pasti anda tahu seberapa berantakannya rumah kami bahkan coret-coretan tangan karya masterpiece kedua anak sayapun akhirnya menghiasi hampir semua tembok rumah. Dari sini saya bisa bilang bahwa pekerjaan simple seperti membuatkan setangkep roti sandwich yang terkadang ditambah dengan potongan buah-buahan segar atau jus adalah pekerjaan yang super duper berat untuk kami lakukan.

Lalu apa bedanya para tamu Indonesia dengan para tamu bule yang saya sebut kampungan itu tadi?

Kalau tamu Indonesia disuguhkan makanan dan minuman tentu dia akan bilang “Terima kasih….Oh ya Mas terus kalo saya mau ke Malioboro arahnya kemana ya?”, kemudian dia lanjut ngobrol dengan sesama temannya tanpa menghiraukan kita lagi.

Coba anda bandingkan dengan apa yang tamu bule bilang ke saya, “Hi Bima and Nina, you know guys this breakfast is awesome! it was so delicious, and thanks God finally we’ve got a really nice place to sleep in your house”. 

Anda tahu? jenis makanan yang saya sajikan sama, cara penyajiannya pun sama, dan isi sandwich-nya pun bahkan sama. Tapi dari kalimat di atas tadi anda pasti bisa merasa apa yang saya terima adalah sama sekali berbeda. Oh ya…satu hal lagi mereka juga sama-sama membayar USD10/malam untuk menyewa kamar saya!

“Hanya 10% Tamu Indonesia yang Bisa Menghargai Kerja Kami Berdua, Tapi Lebih dari 70% Tamu Bule Kampungan Selalu Menghargai Setiap hal Kecil yang Kami Lakukan Sekalipun Hanya Membantunya Membuang Sampah dari Kamarnya?”

boma house 100 1st guests award
Salah satu tamu terbaik dari kalangan orang Indonesia yang dapet pengharga sebagai tamu ke 100 di Boma House

Setelah saya dewasa akhirnya saya paham bahwa budaya terima kasih dan mengapresiasi memang hanya kita terima dan lakukan pada waktu kita kecil, lihat saja para anak kecil kalau kita kasih es krim pasti bilang terima kasihnya berkali-kali. Tapi begitu kita tumbuh dewasa rasanya sering lupa mengucapkan kalimat sakti “Terima Kasih” yang kalau kita pahami akan memberikan sebuah bentuk penghargaan yang tak terhingga untuk sebuah hal yang sudah orang lain lakukan kepada kita.

Singkat cerita pengalaman menjadi host di airbnb ini cukup menarik dan saya menganjurkan anda yang tertarik untuk mencari tambahan uang serta pengalaman untuk melakukannya juga. Bagi saya pribadi pengalaman yang saya dapat lebih buanyaaakkk!!! daripada uang yang saya dapat. Dan dari airbnb inilah saya dan istri kemudian belajar untuk mengintrospeksi diri sendiri agar selalu mengapresiasi setiap hal yang diperbuat oleh anak saya. Ketika suatu kali anak saya memamerkan gambar pohon dan rumah karyanya sendiri kepada saya dan istri jujur rasanya mau ketawa tapi kita berusaha untuk mengucapkan kalimat apresiasi kepada mereka karena kami berdua yakin bahwa itulah yang sebaik-baiknya sudah mereka coba lakukan untuk menggambar sebuah pohon dan rumah.

Daftar Jadi Host Airbnb di Sini!

Saya yakin, bentuk apresiasi apapun yang bisa kita berikan kepada orang lain akan membuat mereka tumbuh menjadi pribadi yang baik di masa yang akan datang. Semoga tulisan ini bermanfaat dan jangan sungkan untuk membagikan kepada teman, saudara, maupun kerabat yang anda cinta.

 Airbnb membantu saya untuk mendapatkan penghasilan dan menambah pertemanan saya dengan ratusan tamu dari seluruh penjuru dunia!

Terima kasih sudah membaca cerita pengalaman saya selama jadi host airbnb,

Jika ingin mendapatkan insipirasi tentang bagaimana rasanya menjadi seorang host, maka anda bisa membaca eBook Airbnb Be A Host yang berisi pengalaman suka duka saya selama 5 tahun pertama menjadi seorang host dan melayani ratusan tamu dari seluruh penjuru dunia.

Bima

Professional wedding photographer and blogger since 2010 who put a concern to write a story about photography, traveling, culinary, and hospitality services

2 thoughts on “Para Tamu Bule Kampungan itu Justru Lebih Menghargai Saya

  • September 5, 2017 at 8:49 pm
    Permalink

    Mas, please kalau bikin open trip, saya mau ikutan wkwkwk ini pasti asik dan kredibel :DD

    Reply
    • September 5, 2017 at 8:50 pm
      Permalink

      Oh iya maass… ga usah di approve ya kommennya biar ga muncul di web hahaha (malu). Mumpung ini masih di moderasikan 😀
      Salam, imel
      pembaca bloggernya.

      Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *