Membuka Bisnis Cafe di Rumah Sendiri

Pernahkah anda terpikir untuk membuka bisnis cafe di rumah sendiri? Jika hal ini yang sedang anda pikirkan maka semoga sharing saya kali ini bisa membantu anda semua dalam mewujudkan impian anda untuk punya kedai kecil di kediaman anda masing-masing.

Halo teman-teman nama saya Bima, seorang fotografer yang juga berkecimpung di dunia hospitality selama lebih dari 7 (tujuh) tahun. Bermula dari kebiasaan saya untuk menyajikan menu sarapan pagi bagi para tamu yang menginap di Guest House maka saya terpikir untuk membangun bisnis cafe sekalian di teras rumah. Ide awalnya sangatlah sederhana, yaitu untuk menyediakan tempat sarapan yang lebih kondusif dan memiliki privasi bagi para tamu ketimbang sekedar duduk di meja makan bersama saya dan keluarga.

Dari mulai Guest House pertama yang bernama Boma House hingga yang ketiga bernama The Chendela, jam 7 s.d 9 adalah waktunya saya menyediakan sarapan bagi para tamu sehingga kesibukan pagi saya, istri, dan para barista jelas dimulai sejak pagi itu. Saya melakukan semuanya dengan sangat sederhana, dari mulai sajian kopi sachet seharga Rp. 500,- hingga berkembang menjadi varian menu salad dan sandwich yang terdiri dari sayuran, keju, dan juga roti gandun klasik khas Italia bernama Focaccia Bread.

Mungkin saja membuka bisnis cafe di rumah sendiri adalah impian anda kedepan karena itu ijinkan saya berbagi pengalaman ini sehingga bisa memberikan inspirasi dan tips yang bermanfaat agar dana yang diinvestasikan serta area yang akan diperuntukkan untuk cafe akan lebih terjangkau dan efisien.

Kenapa Membangun Bisnis Cafe di Rumah Sendiri?

Saya paham bahwa sebagian orang terlalu anti dengan membangun bisnis di rumah, tapi bagi anda yang percaya dengan keadaan disruptif maka sebaiknya anda menyadari bahwa konsep bisnis 4.0 akan berbeda dengan bisnis konvensional yang masih mengedepankan lokasi. Secara sederhana ada 3 (tiga) paramater yang membuat saya mengawali perjalanan bisnis cafe ini dari rumah sendiri dan agar pembahasan ini jadi lebih mudah untuk dipahami maka saya akan jelaskan satu persatu kenapa saya memilih membangun bisnis cafe di rumah sendiri.

1 – Rumah Warisan Eyang Yang Lokasinya Strategis

Keberadaan rumah warisan kadang menjadi sebuah kendala atau perpecahan di dalam internal keluarga, alhamdulilahnya saya memiliki keluarga yang cukup harmonis dimana permasalahan bagi waris bisa diselesaikan dengan situasi yang kondusif. Secara kebetulan rumah warisan eyang saya ini lokasinya di pinggir jalan utama wilayah Kraton Yogyakarta dimana Pajak Bumi dan Bangunannya sangatlah tinggi jika dibandingkan dengan wilayah lain.

Dengan demikian, ketika rumah ini tidak digunakan untuk tujuan komersial maka biaya yang harus saya tanggung akan sangat besar. Sebagai info di rumah inilah saya membangun jaringan guest house saya yang ketiga dimana unit pertama dan kedua semuanya masuk kampung dan keadaan tersebut sama sekali bukan kendala dalam dunia hospitality dimana saya tetap mampu menerima ratusan tamu dalam setahun untuk masing-masing properti dengan prosentase 30% tamu domestik dan 70% tamu mancanegera.

2 – Bisnis Cafe Sangat Terkait Dengan Perhotelan

Jika anda amati hampir semua hotel pasti memiliki cafe maupun restoran dimana selain karena bisnisnya saling terkait, keberadaan bisnis cafe akan memberikan pemasukan ganda dari sisi retail dimana cashflow bisnis retail sangatlah membantu untuk membuat bisnis menjadi stabil.

Adanya cafe sangat memberikan nafas kehidupan di dalam bisnis hospitality karena baik tamu dine in maupun mas-mas Gojek dan Grab akan berdatangan setiap waktu untuk melakukan transaksi. Dengan demikian maka hawa manusia dan kehidupan akan tercipta dengan sendirinya dan ketika bisnis berkembang di waktu yang akan datang baru bisa dipikirkan untuk membuka bisnis cafe kedua, ketiga, dan seterusnya di lokasi yang lebih strategis.

3 – Keberadaan Lokasi Bukan Lagi Sesuatu Yang Esensial

Seperti tadi saya utarakan bahwa konsep bisnis 4.0 adalah penyediaan produk dan layanan TANPA BATAS dimana kita diwajibkan untuk mampu melayani semua kebutuhan pelanggan sekalipun berada di lokasi-lokasi terpencil.

Yang mau saya sarankan adalah, ketimbang anda menggelontorkan uang puluhan juta hanya untuk sewa ruang usaha yang juga belum tentu berhasil maka akan lebih baik ketika anda menginvestasikan uang anda tadi untuk mendesain ruangan kecil dan landscape outdoor yang bagus di salah satu sudut rumah anda seperti bagian teras depan, backyard, maupun halaman depan.

Peralatan Dasar Untuk Memulai Bisnis Cafe Dari Rumah

Sekalipun cafe tidak selalu harus menjual kopi tapi secara market industri kopi saat ini sedang mengarah ke trend naik sehingga cepat atau lambat budaya ‘Ngopi’ di Indonesia akan makin menjamur di banyak kalangan. Di Sapulu Coffee saya dan keluarga memang mengkonsep kedai kecil di teras rumah warisan eyang ini sebagai salah satu ‘Jujukan’ bagi para penikmat kopi di sekitaran Kota Yogyakarta, karena itu pemilihan bijih kopi menjadi salah satu prioritas yang diutamakan.

Sekalipun peralatan yang digunakan juga sangat berpengaruh tapi anda sebagai calon pemilik bisnis cafe tentu punya keleluasaan untuk memilih alat seduh macam apa yang akan digunakan. Merk hanyalah sebuah kemantapan pribadi sehingga banyak sekali varian peralatan kopi yang bisa disesuaikan dengan kemampuan serta kemantaban anda masing-masing.

Yuk kita mulai untuk membahas peralatan dasar yang sebaiknya dimiliki untuk memulai bisnis cafe di rumah sendiri.

1 – Espresso Machine

Mesin espresso adalah dasar dari semua pelayanan kopi dimana anda bisa memilih untuk menggunakan cara manual atau otomatis. Ada beragam merk yang bisa pakai dimana dalam bisnis cafe dan perhotelan yang saya jalankan saya menggunakan 2 (dua) jenis alat yang sangat ekstrim perbedaan serta harganya untuk melayani para tamu yang datang.

La Marzocco Linea Mini – Single Group

Pemilihan mesin dengan single group dikarenakan kapasitas kedai yang cukup kecil dimana situasi full-seated hanya bisa menampung 15 orang sekaligus. Dengan berprinsip bahwa kecepatan pelayanan dan kualitas produk yang baik untuk menyediakan kopi, maka saya memilih mesin La Marzocco yang mampu brewing dan steaming susu berbarengan serta menyelesaikan prosedur pekerjaan dalam hitungan detik.

Moka Pot

Bagi para penikmat kopi rumahan maka keberadaan Moka Pot ini sangatlah penting, selain bisa dioperasikan hanya dengan menggunakan kompor, hasil espresso yang dihasilkan dari alat brewing senilai tidak lebih dari Rp. 200.000 ini cukup bisa diandalkan. Hingga saat ini saya masih sering menyuguhkan espresso klasik buat para tamu yang singgah dengan menggunakan Moka Pot.

2 – Alat Manual Brew

Penggunaan alat manual brew di dalam sebuah cafe diperuntukkan bagi penikmat kopi yang ingin merasakan rasa kopi arabica pilihan dengan lebih sempurna. Karena namanya manual brew maka semua proses seduhnya bisa dilakukan dengan menggunakan peralatan manual alias tanpa listrik. Di dalam Sapulu Coffee saya menyediakan 2 (dua) jenis peralatan seduh manual yaitu V60 dan French Press.

V60 Brewing Set

Nama V60 diambil karena ada sebuah corong seduh yang sudutnya kurang lebih 60 derajad dimana setelah dipasang filter kopi, maka bijih kopi yang sudah digiling kasar dikucuri air panas sedikit demi sedikit sehingga akan keluar sari kopi nikmat dari ujung corongnya. Ketika ada tamu yang memesan V60 maka saya dan barista akan menawarkan 1 hingga 2 varian guest beans yang dipajang di depan bar dimana biasanya saya akan menawarkan bijih kopi terbaik dari Indonesia dan juga luar negeri.

French Press

Alat kopi yang satu ini adalah teman favorit siapa saja yang gemar menyeduh teh dan kopi di rumah, selain harganya murah (punya saya hanya 60 ribuan), prosesnya pun sederhana. Bijih kopi kasar tinggal dimasukkan ke dalam French Press, dikucuri air panas sedikit demi sedikit, baru setelah aroma kopinya keluar maka Plunger atau alat press-nya di tekan pelan-pelan.

3 – Timbangan

Di dunia per-kopian keberadaan timbangan sangatlah penting karena berat bijih kopi yang diproses harus dibuat konsisten setiap penyajiannya. Untuk membuat espresso double shoot misalnya, saya menggunakan house-blend seberat 17 gram sedangkan untuk membuat sajian kopi manual brew seperti V60 dan French Press saya menggunakan bijih kopi seberat 15 s.d. 20 gram.

Seperti halnya mesin espresso, timbangan pun ada yang murah dan ada yang mahal. Secara tampilan dan berat memang beda tapi fungsinya jelas sama, bedanya dengan timbangan roti, timbangan kopi biasanya punya fitur timer sekalipun anda tidak wajib membelinya. Saya memakai beragam jenis timbangan baik yang ber-merk hingga timbangan seharga 50 ribuan dimana semuanya sama-sama berfungsi dan bisa digunakan optimal untuk bekerja di cafe.

4 – Grinder

Grinder atau mesin giling ini mutlak diperlukan dalam sebuah bisnis cafe dimana tingkat esensialnya setara dengan penyediaan mesin espresso. Sekalipun biasanya sebuah coffee shop memiliki dua grinder (satu untuk house-blend dan satu lagi untuk manual brew), tapi anda bisa juga membeli grinder yang memiliki fitur pengaturan ukuran gilingan kopi. Maksudnya begini, untuk membuat espresso dibutuhkan gilingan kopi yang sangat halus sedangkan untuk penyajian manual brew dibutuhkan hasil gilingan kopi yang kasar.

Dengan menggunakan grinder yang memiliki fitur pengaturan gilingan maka anda bisa menyediakan sajian kopi nikmat baik yang bertipe espresso based seperti Americano, Cappuccino, dan Latte atau yang bertipe manual brew seperti saya jelaskan di atas.

Ingin Mempersiapkan Bisnis Cafe Anda?

cover home coffee shop

Bagi anda yang ingin segera memulai bisnis cafe sesegera mungkin tentunya ada banyak hal yang perlu dipersiapkan baik dari mulai pengadaan menu, keperluan bahan baku, hingga set up awal bar.

Anda bisa baca ebook saya yang berjudul HOME COFFEE SHOP yang merupakan inspirasi pengalaman membangun dan menjalan kedai kopi mungil di teras rumah sendiri.

Bima

Professional wedding photographer and blogger since 2010 who put a concern to write a story about photography, traveling, culinary, and hospitality services

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *